CATEGORY: FKIP Unpas By 19 Mei 2021
Penti Mahasiswi FKIP Unpas : Lakukan, Berikan Manfaat, Ikhlaskan
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Lakukan, berikan manfaat, ikhlaskan, itulah motto dari Penti Mahasiswi FKIP. Yang selalu membangun hal-hal positif di dalam hidupnya.
“Nama lengkap saya Penti Risanti Dewi atau yang biasa dipanggil Penti. Ada juga yang panggil sekali-kali Penpen, buPen, Pent, Pepen, dari SMP sampai kuliah beda-beda,” ucapnya menyapa.
Penti sendiri lahir di Tasikmalaya, 9 April 1999. Namun ia berdomisili di Bandung sejak kecil hingga saat ini.
“Untuk hobi saya senang membaca. Karena bisa merasakan pengalaman yang mungkin tidak bisa dilalui di dunia nyata. Terkadang bahkan terdapat satu-dua “kunci jawaban” diketahui dari pengalaman membaca buku yang ternyata sama seperti kehidupan nyata, sayangnya yang senang dibaca bukan buku pelajaran atau jurnal ilmiah tapi saya lebih suka baca novel, komik, dan hal-hal menghibur lain berbau happy ending. Kalau sad ending kadang ada perasaan kan cari hiburan tapi sad. Tapi dari semua bacaan yang paling penting adalah bisa mengambil semangat, moral value dan mengamalkannya dalam hidup, mengamalkan ini rasanya perlu banyak tenaga,” paparnya bercerita.
Di samping itu, Penti juga senang menonton film barat, drama korea bahkan anime. Alasannya karena sama seperti baca buku, hal itu adalah sebuah hiburan indoor baginya.
“Saya juga senang melihat pemandangan alam, paling semangat kalau jalan-jalan di tempat yang asli alam untuk mengingat masih ada hal yang indah dari ciptaan Allah. Walaupun hidup tidak berjalan sesuai keinginan. Sayangnya hobi yang ini jarang tercapai, padahal salah satu alasan masuk biologi,” imbuhnya.
Harapan dan Cita Cita Penti
Soal harapan Penti ingin segera lulus kuliah dengan IPK tinggi, bisa bekerja sekaligus mengabdi pada agama dan bangsa. Bisa mentraktir dan membahagiakan orang tua. Juga mentraktir kawan-kawannya serta mengeksplor hal baru sebagai seorang guru bukan sebagai peserta didik 22 tahun lagi.
“Mohon doanya supaya semua itu tercapai, karena saya hidup bergantung pada belas kasih Allah dan doa-doa yang orang lain panjatkan. Saya yakin ada beberapa dari doa-doa itu yang melesat seperti panah,” terang pemilik tinggi 155 CM.
Pemfavorit semua makanan enak ini juga berkata bahwa ia menyukai warna Hitam-putih karena sederhana, penutup warna-kumpulan warna dan asal mula spektrum pelangi.
“Adapun cita-cita saya adalah menjadi pendidik yang bermanfaat. Awal mula ingin menjadi guru alasannya sederhana, karena saya senang sekali. Puas jika orang yang mendengar penjelasan atau ketika saya presentasi menampilkan wajah “ooooh ngerti, oooh iya ya”. Rasanya tersadarkan bahwa dari sekian banyak kekurangan tetap masih bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin kuat keinginan itu. Dicarilah jalannya ke FKIP Unpas pada akhirnya. Mohon doanya sebentar lagi ketika saya diakui sebagai orang bergelar sarjana pendidikan. Ingin sekali berbagi, membantu, meyakinkan anak-anak Indonesia memantapkan tujuan hidup di dunia agar kebermanfaatan mengalir di setiap nafasnya. Fokus studi saya adalah biologi, saya bercita-cita bisa menjadikan biologi sebagai pelajaran dengan suasana belajar terfavorit, walaupun lumayan banyak yang engga suka. Karena dengan biologi, lagi-lagi manusia bisa tersadar hidupnya diciptakan tidak sesimpel itu banyak yang sangat harus disyukuri,” jelas Penti mahasiswi FKIP Unpas pada Program Studi Biologi, semester akhir.
Untuk Aktifitas Penti saat ini yakni menyibukkan diri agar cepat lulus, menyusun skripsi diselingi hobi.
“Bagi saya, prestasi tertinggi dari semua pengalaman lomba, organisasi adalah saya bisa bertahan. Istiqomah dengan pendidikan sekarang karena belum tentu semua orang bisa bertahan pada tujuan hidupnya. Alhamdulillah bonusnya IPK saya di atas 3.50 doakan supaya bisa mencapai minimal IPK 3.70 di akhir nanti,” jelasnya.
Tokoh Idola dan Sumber Inspirasi Penti
So Tokoh idola, Penti berkata bahwa sebetulnya tidak ada tokoh yang benar-benar diidolakan karena untuk ia semua orang punya sisi inspiratif untuk dipelajari.
“Tapi ada satu tokoh dunia yang ketika mendengarkan kisahnya hati selalu berdenyut dan mata berair. Yaitu Rasulullah Muhammad SAW Begitu cemerlangnya beliau. menyilaukan, betapa inginnya seperti beliau. Sampai sekarang saya tidak tahu alasannya kenapa. Mungkin karena inginnya saya seperti beliau tapi tahu jalan yang harus ditempuh masih sangat jauh,” urainya.
Sulung dari dua bersaudara ini juga mengatakan bahwa ia banyak terinspirasi dari orang tua terutama ibnya. Penti selalu bertanya apakah nanti bisa membesarkan anak sehebat orang tua “membentuk” dirinya sekarang?
“Saya juga terinspirasi dari Guru dan dosen saya karena pengalaman yang luar biasa bagi murid-muridnya, kawan-kawan di organisasi (DKM Al-Ghifari dan HIMABIO FKIP Unpas) dan juga kelas A Biologi 2017. Tanpa mereka saya tidak semangat mengerjakan tugas. Ketika bertemu dan semua pulang saya selalu merenung sisi positif apa yang telah ditemukan dan bisa diaplikasikan dalam hidup saya dari hidup mereka,”
Makna hidup bagi Penti seperti praktikum di labolatorium, ketika langkah praktikum dikerjakan dengan benar sesuai tuntunan dan perautan berlaku. Maka sesuai harapan pula hasilnya dan yang paling penting bermanfaat bagi orang lain. Jika langkah yang dilakukan salah, hasilnya tidak bemanfaat untuk diri sendiri, apalagi untuk orang lain. Tujuan hidup saya sebetulnya hanya satu, pulang dengan bahagia kepada Allah SWT dengan misi dan cita-cita menebar kebermanfaatan untuk orang lain dengan seluruh kemampuan juga usaha yang saya punya.
“Saya juga selalu bersemangat dalam menjalani hidup karena
Ingat pesan ibu. Jangan takut dengan apa yang akan terjadi di masa depan selesaikan dulu apa yang terjadi hari ini. Dengan sekuat tenaga karena semua kesulitan ada jalannya. Jangan lupa pula berdoa pada Allah, minta dilancarkan semuanya,” tandasnya.
Terakhir Penti juga ingin menyampaikan bahwa semua orang punya cara istimewa tersendiri untuk menghabiskan waktu hidup. Jika suatu saat terantuk kebuntuan, tolong jangan habiskan dengan hal yang merugikan.
“Cobalah duduk sebentar, perhatikan lingkungan terdekat, bantu orang lain berikan pertolongan walaupun kecil. Lakukan dengan sering dengan niat karena Tuhanmu niscaya akan ada jalan yang terbuka. Insyaa Allah. Semangat di akhir kuliah. Karena seperti kata orang-orang akhir ini prolog dari awal yang baru,” pungkasnya. (tiwi)