EVENT KAMPUS Seminar & Workshop “Penguatan Pendidikan Karakter dalam Gerakan Literasi Sekolah yang Terinteraksi dengan Pembelajaran dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK” Daftar Berita
Seminar & Workshop “Penguatan Pendidikan Karakter dalam Gerakan Literasi Sekolah yang Terinteraksi dengan Pembelajaran dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK”
CATEGORY:
Seminar & Workshop “Penguatan Pendidikan Karakter dalam Gerakan Literasi Sekolah yang Terinteraksi dengan Pembelajaran dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK”

Direktur Pascasarjana Unpas Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si (atas) menyampaikan materi pada seminar dan Workshop tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di aula Pascasarjana Unpas Jl. Sumatera No. 41 Bandung, Jumat 11 Mei 2018.*


UNPAS.AC.ID

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diangkat sebagai topik pada seminar dan workshop yang diselenggarakan Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Unpas. Acara yang dilaksanakan hari Jumat 11 Mei 2018 itu diselenggarakan di Kampus V Unpas, Jalan Sumatra 41, Bandung.

Di hadapan sekitar 80 peserta seminar dan workshop yang terdiri atas para guru di SMK wilayah MGMP Kota dan Kabupaten Bandung, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si. dalam kapasitas Direktur Pasca Sarjana Unpas langsung membuka acara dan memberikan sambutannya. Dikatakannya bahwa acara tersebut merupakan bagian dari program dan kegiatan Pasca Sarjana Unpas dalam upaya meningkatkan dunia pendidikan kita.

Prof. Didi berharap, para peserta bisa menambah wawasan akan literasi, yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. “Wilujeng sumping di Kampus Pasca Sarjana Unpas,” ucapnya lagi.

Sebagaimana kita ketahui, GLS  saat ini sedang ramai dilaksanakan di dunia pendidikan. Kegiatan utamanya diarahkan pada upaya meningkatkan minat baca. Karena itu, tidak terlepas dari perbukuan. Di lain pihak, para guru pun dituntut untuk memiliki keahlian dalam menulis.

Pada kesempatan seminar dan workshop tersebut tampil dua narasumber, yaitu Dr. H. Asep Hilman, M.Pd. yang mantan Kadisdik Jabar, serta Dr. Hj. R. Panca Hidayati Pertiwi, M.Pd yang saat ini menjabat Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Yang dimaksud literasi dalam GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Demikian disampaikan Asep Hilman. Karena itu, lanjutnya, GLS dimaknai sebagai upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

“Tujuan GLS adalah untuk menumbuh-kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah, agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat,” ucapnya. Karena itulah GLS terkait erat dengan upaya pembentukan karakter.

Pada kegiatan literasi sekolah ini diterapkan beberapa prinsip, yaitu 1) Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya; 2) Dilaksanakan secara berimbang menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik; 3) Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum; 4) Dilakukan secara berkelanjutan; 5) Melibatkan kegiatan kecakapan berkomunikasi lisan; dan 6) Mempertimbangkan keberagaman.

Dalam paparan pendahuluan, Dr. Hj. Panca Hidayati Pertiwi mengatakan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia belum memenuhi kecakapan literasi abad XXI. Demikian pula pendidikan karakter melalui GLS belum menjadi trend, padahal bersinergi dengan nilai yang terkandung dalam bahan bacaan.

“Penguatan pendidikan karakter siswa antara lain ditandai dengan pengintegrasiannya ke dalam GLS,” tuturnya lagi. Penguatan pendidikan karakter adalah suatu upaya untuk mengukuhkan dan mengokohkan kebijakan yang dilakukan secara sadar dan sistematis dalam upaya mengembangkan watak, tabiat, atau kepribadian peserta didik, sehingga potensinya berkembang sebagai hasil proses menginternalisasi berbagai kebijakan yang diyakininya dan digunakannya sebagai cara berperilaku di masyarakat.***